Durélan Petradwiya

batu-batu kecil bercahaya dari keseharian

Navigasi hidup ternyata tidak mudah

Navigasi hidup itu ternyata tidak semudah mengenali dan mengakui perasaan. Ada perasaan diri sendiri dan orang lain. Dalam menanggapi peristiwa kehidupan pun perlu hormat diri sendiri dan peduli orang lain. Ada keputusan dan pilihan hidup yang tak disadari, ternyata dipengaruhi oleh orang dan lingkungan di sekitar.

Saya menyaksikan bagaimana arahan dan keputusan hidup saya berubah menyelaraskan dari umpan balik yang saya terima dari orang-orang di sekitar saya. Baik itu mengenai pekerjaan, hubungan romantis, dan pilihan hidup di masa-masa mendatang.

Dalam beberapa pekan terakhir, saya mengalami kebuntuan. Saya merasa bahwa apa yang saya upayakan selama ini tidak ada gunanya. Pesimisme melanda dan menyempitkan arah tujuan. Kondisi ini dipersulit konflik dengan beberapa orang, dan beberapa di antaranya menandakan akhir dari hubungan. Kondisi yang terasa melumpuhkan, tetapi ini menunjukan bahwa ada arahan hidup yang berubah dari diri saya.

Ke mana saya akan pergi? Apa yang saya lakukan? Dengan siapa saya akan bekerja? Pergumulan berputar dan membuat saya kebingungan. Rasa bingung adalah pesan bahwa diri perlu berhenti sejenak dan lihat apa yang di sekitar, Apa yang telah terjadi? Bagaimana? Kapan itu berakhir? Apa yang dibutuhkan?

Ini adalah waktu untuk berhenti dan istirahat. Seperti yang sudah selama ini dilakukan. Saya menyadari ada batasan-batasan yang baru, kebiasaan dan tujuan yang baru, serta perhatian hidup yang baru.

Perubahan dan dinamika ini adalah kondisi yang wajar. Namun akan jadi membingungkan jika pendamping tidak mampu mengalamatkan masalah ini. Perlu welas asih, mengakui bahwa proses transisi bisa jadi penuh derita. Termasuk akibat dari putusnya hubungan, pekerjaan dan makna hidup sebelumnya.

Saya sudah merelakan banyak hubungan yang terputus, pekerjaan yang terjeda, serta menghentikan makna hidup yang lama. Semisal, untuk apa saya kembali menulis lagi di blog ini. Saya merasa butuh mengekspresikan diri saya, sama seperti dahulu. Namun bedanya adalah tujuan nya berbeda. Saya lihat kembali bahwa sebelumnya saya menulis tentang navigasi arah tujuan hidup. Saya takjub karena akhirnya saya mengalami transisi lagi dan benar-benar perlu mengakui, menghormati perasaan dan batasan diri sendiri.

Saya sedang memperjuangkan dan menguji diri sendiri tentang ke arah mana saya akan pergi. Dukungan dan perawatan diri tampak menjadi penting untuk saat ini.

Bagi pembaca yang budiman. Terima kasih sudah membaca dan mampir di blog kecil saya.

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Ayo mulai